Pernahkah kamu merasa kesulitan mengungkapkan pendapat atau kebutuhanmu tanpa merasa bersalah atau takut menyinggung orang lain? Atau mungkin kamu sering merasa diabaikan atau tidak dihargai dalam percakapan atau diskusi? Jika kamu lebih banyak menjawab “ya”, mungkin kamu perlu mempelajari tentang komunikasi asertif.
Apa Itu Komunikasi Asertif?
Komunikasi asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan kita secara langsung, jujur, dan tegas, sambil tetap menghormati hak-hak orang lain. Ini adalah gaya komunikasi yang seimbang antara pasif dan agresif, yang memungkinkan kita untuk mempertahankan hak-hak kita tanpa merugikan orang lain.
Menurut Psychology Today, komunikasi asertif adalah tentang menemukan “sweet spot” antara kontinum komunikasi pasif dan agresif. Ini berarti kita mampu menyampaikan pendapat kita dengan jelas dan percaya diri, di sisi lain kita juga bersedia mendengarkan sudut pandang orang lain untuk mencari solusi yang saling menguntungkan (win-win solution).
Manfaat Komunikasi Asertif
Menerapkan komunikasi asertif dalam kehidupan personal dan profesional sehari-hari dapat memberikan banyak manfaat, antara lain:
- Meningkatkan kepercayaan diri: Ketika kita mampu mengungkapkan diri kita secara jujur dan terbuka, kita akan merasa lebih percaya diri dan berdaya.
- Membangun hubungan yang lebih sehat: Komunikasi asertif membantu kita membangun hubungan yang lebih saling menghormati dan menghargai.
- Mengurangi stres: Ketika kita mampu mengungkapkan kebutuhan kita dan menyelesaikan konflik secara efektif, kita akan merasa lebih tenang dan bahagia.
- Meningkatkan produktivitas: Komunikasi asertif di tempat kerja dapat membantu kita menyampaikan ide-ide kita dengan lebih efektif dan mencapai tujuan komunikasi kita.
Cara Melatih Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan melalui latihan. Berikut adalah beberapa tips untuk melatih komunikasi asertif:
- Kenali hak-hak kita: kita memiliki hak untuk memiliki pendapat, perasaan, dan kebutuhan. Kita juga memiliki hak untuk mengatakan tidak, meminta bantuan, dan membela diri kita.
- Gunakan “I”-statement (pernyataan “Saya”): Alih-alih menyalahkan atau menuduh orang lain, gunakan pernyataan yang diawali dengan kata “Saya” untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan kita. Misalnya, “Saya merasa frustrasi ketika Anda tidak mendengarkan saya meskipun sudah membicarakan hal ini berkali-kali.” atau “Saya butuh bantuanmu untuk menyelesaikan proyek ini.”
- Berlatihlah menjadi pendengar yang aktif: Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan orang lain, dan coba untuk memahami sudut pandang dan kondisi mereka. Hal ini akan membantu kita untuk memberikan respon dengan cara yang lebih asertif.
- Berlatihlah mengatakan tidak: Jika kita tidak ingin melakukan sesuatu atau tidak setuju dengan sesuatu, jangan takut untuk mengatakan tidak. Kita tidak perlu memberikan alasan atau penjelasan yang panjang lebar untuk mengusahakan agar orang lain menerima penolakan dari kita.
- Carilah umpan balik: Mintalah teman atau anggota keluarga untuk memberikan umpan balik tentang cara kita berkomunikasi. Ini akan membantu kita untuk mengidentifikasi area di mana yang perlu kita tingkatkan.
Contoh Komunikasi Asertif
Berikut adalah beberapa contoh komunikasi asertif yang dibandingkan dengan komunikasi pasif dan agresif:
- Pasif: “Maaf, saya tidak bisa membantumu karena saya sedang sibuk.” (Kita seolah merasa bersalah karena menolak permintaan.)
- Agresif: “Kamu selalu meminta saya untuk melakukan sesuatu untukmu. Saya tidak punya waktu untuk permintaan yang banyak itu.” (Kita menyalahkan dan menuduh orang lain.)
- Asertif: “Saya mengerti bahwa kita membutuhkan bantuan, tetapi saya sedang sibuk sekarang. Saya bisa membantumu nanti sore.” (Kita menolak permintaan dengan tegas dan tetap sopan, sambil menawarkan alternatif solusi.
Kesimpulan
Komunikasi asertif adalah keterampilan penting yang dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih sehat, mengurangi stres, dan meningkatkan produktivitas. Dengan melatihnya dalam komunikasi dan interaksi sehari-hari, kita dapat menjadi komunikator yang lebih asertif dan efektif dalam mencapai tujuan komunikasi kita.
Referensi:
- Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/gb/basics/assertiveness
- Gatchpazian, A. Assertive Communication: Definition, Examples, & Techniques. Berkeley Wellbeing: https://www.berkeleywellbeing.com/assertive-communication.html
- Coursera. (2023, Nov 29). Assertive Communication: Definition, Examples, and Tips: https://www.coursera.org/articles/assertive-communication